Mengenal Teknologi 4G LTE (Long Term Evolution) - Part2

Pemerintah Indonesia mengisyaratkan bakal memilih long term evolution (LTE) dari pada Wimax 16e (mobile Wimax) sebagai peta jalan pengembangan teknologi pita lebar nirkabel di Tanah Air.


Namun, regulator juga tidak ingin terlalu terburu-buru dalam mendorong LTE. Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, dibutuhkan waktu sekitar 2 tahun untuk sampai pada implementasi komersial.Untuk itu, tutur Tifatul, pemerintah akan tetap mempertahankan pengembangan Wimax standar 16,d sebagai teknologi akses pita lebar nomadic (tetap) dan standar LTE sebagai standar pita lebar nirkabel.





"[Semua yang ke] Wimax 16.e itu disarankan ke LTE karena lebih baik LTE daripada Wimax 16.e. Wimax 16.e itu mobilitasnya tanggung, di LTE nantinya kita tinggal memperluas spektrum," ujarnya seusai meresmikan riset dan pengembangan teknologi LTE milik Telkomsel, kemarin.LTE adalah bagian dari teknologi GSM hasil dari evolusi teknologi 3G. Adapun Wimax merupakan teknologi nirkabel pita lebar yang dikembangkan oleh Wimax Forum, suatu organisasi yang lahir dari komunitas Internet.

Keduanya adalah teknologi telekomunikasi generasi keempat (4G) dan menawarkan akses komunikasi berkecepatan tinggi.Saat disinggung mengenai kesiapan sejumlah vendor lokal dalam memproduksi perangkat Wimax 16.e, Tifatul menegaskan pemerintah tidak pernah menggelar tender teknologi itu. "Yang ada [tender] Wimax 16.d sebagai teknologi broadband stasioner."Dalam 2 tahun ke depan, Ti-fatul memastikan akan ada beberapa kali uji coba termasuk pengkajian tingkat komponen dalam negeri, dan persiapan tender frekuensi LTE, meskipun implementasi baru dapat dilakukan pada akhir 2012. Persiapan tender membutuhkan waktu 8 bulan.



Vendor lokal

Dengan wacana tersebut, kemungkinan besar pemerintah tidak akan mengalokasikan fre-kuensi untuk Wimax 16.e.Padahal saat ini, menurut Ketua Bidang Infrastruktur, Jasa dan Aplikasi Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Sumitro Roes-tam, delapan vendor lokal telah siap memproduksi perangkat Wimax berstandar 16.e."Kami tidak setuju dengan opsi penghapusan Wimax 16.e," ujarnya kepada Bisnis.

Sumitro menambahkan opsi LTE itu tidak menguntungkan mengingat tidak ada satu punvendor lokal yang siap.Namun, anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Nonot Harsono mengatakan Wimax merupakan produk yang sama sekali baru, tidak memiliki rekam jejak, sementara LTE adalah evolusi dari 3G CSM, berawal di Eropa-yang sudah teruji 30 tahun di industri seluler."Secara alamiah para operator akan merasa lebih aman dengan memilih LTE sebagai 4G wireless access," ujarnya.

Telkomsel kemarin menjadi operator seluler pertama yang memulai riset dan pengembangan evolusi teknologi mobile broadband LTF. atau 3,9C yang melibatkan vendor dan perguruan tinggi di Indonesia.Menurut Direktur Utama PT Telkomsel Sarwoto Atmosutarno, riset dan pengembangan akan memperkuat komitmen operalor terbesar itu dalam menanam modal sekaligus memandu perkembangan seluler dalam memasuki era layanan pita lebar bergerak.

Dalam riset itu, vendor yang dilibatkan Ericsson, Nokia Siemens Network, Huawei dan ZTE.Dua operator seluler lain, yaitu PT Indosat Tbk dan PT XL Axiata Tbk juga telah mengajukan permohonan uji coba layanan LTE.Anggota BRTI Iwan Krisnadi mengatakan regulator dan pemerintah masih akan mengkaji di frekuensi mana sebaiknya LTE dialokasikan mengingat keterbatasan sumber daya frekuensi.

Sejumlah kalangan memprediksi regulator akan memberikan alokasi spektrum pita 2,5GHz untuk LTE. Pita tersebut selama ini diperebutkan antara pelaku industri Wimax dan operator satelit PT Media Citra Indosiar.Ketua Forum Komunikasi Broadband Wireless Indonesia Barata Wisnu Wardhana menilai rencana regulator menyiapkan pita 2,5GHz bagi teknologi LTE, yang semula akan digunakan untuk teknologi pita lebar Wimax mobile dianggap tidak berpihak pada pengusaha lokal.

Menurut dia, jika opsi tersebut diputuskan, pemerintah terbukti hanya membesarkan operator seluler.Barata meminta regulator tidak hanya mengikuti pasar global, tetapi kepentingan nasional juga harus mendapat porsi lebih.Menurut dia, sebaiknya slot pada pita 2.5GHZ dialokasikan untuk kedua teknologi tersebut.

sumber: kaskus.us

0 Comments

Mari komentar dan berdiskusi...